Ramadan kali ini serasa istimewa dengan datangnya pandemic Covid-19. Jika pada Ramadan sebelumnya umat Islam menyambutnya dengan gegap gempita, memenuhi masjid dan mushala untuk ibadah, atau meramaikan mall dan pasar tradisional untuk berbelanja. Saat ini semuanya sepi. Orang pada segan keluar rumah, entah karena anjuran pemerintah atau karena takut tertular virus corona yang sedang mewabah.
Dalam situasi ini banyak orang merasa cemas, khawatir, susah, sedih, bahkan frustasi. Banyak orang kehilangan pekerjaan yang berakibat hilangnya penghasilan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Anak-anak sekolah bersedih karena harus berpisah dengan teman-temannya dalam jangka waktu yang lama. Banyak lagi suasana batin yang gundah karena situasi yang berbeda dengan biasanya.
Bagi umat beriman tentu meyakini bahwa semua yang terjadi di dunia ini, termasuk kejadian pandemi covid-19, adalah kehendak Tuhan. Sebagian beranggapan bahwa ini semua adalah ujian yang datang dari Allah untuk mengukur tingkat keimanan kita. Sebagian lagi beranggapan bahwa musibah yang datang ini berupakan peringatan dari Allah agar mereka tidak lalai. Tidak sedikit pula yang beranggapan bahwa kejadian ini merupakan adzab yang ditimpakan untuk manusia karena gelimang dosa dan kemaksiatan yang dilakukan.
Di sisi lain ada pula sebagian orang yang memandang kejadian ini sebagai karunia yang diberikan oleh Allah, sehingga mereka dapat mengambil banyak manfaat dan berkah dari situasi ini. Karena terdesak oleh keadaan, di mana mereka tidak bisa belajar, bekerja, atau menjalankan aktifitas seperti biasanya, maka lahirlah ide-ide baru, dan gagasan-gagasan kreatif yang tidak biasa. Bahkan dalam situasi seperti ini membuat segalanya serba mudah, praktis dan efisien. Mereka bisa belajar tanpa harus datang ke kampus atau perpustakaan, atau bekerja tanpa mengeluarkan banyak modal, yang itu semua justru menjadi problem bagi mereka bahkan dalam situasi normal sekalipun.
Bagi mereka baik ujian, peringatan, maupun azab adalah wujud cinta dan kasih Allah terhadap hambaNya. Dalam sebuah hadis disebutkan, bahwa ketika Allah jatuh cinta kepada seorang hamba maka akan didatangkan musibah/ujian terhadapnya. Ujian adalah cara Allah meningkatkankan derajat hambanya. Ibarat anak sekolah, ujian adalah sesuatu yang dinanti, karena saat itulah datang harapan untuk naik kelas.
Beragam ilustrasi di atas menunjukkan, bahwa dalam setiap musibah yang kita alami Allah hadir dengan cinta dan kasihNya. Maka sudah selayaknya kita menyambut segala ujian yang datang dengan senang hati dan upaya yang keras, penuh harap kepada Allah yang akan memberikan karunia kepada kita. Kita harus yakin akan firman Allah, bahwa bersamaan dengan kesulitan Allah berikan kemudahan (QS. al-Insyirah: 5-6). Kita tidak perlu takut dan khawatir, karena Allah tidak akan memberikan ujian diluar kemampuan hambanya (QS. al-Baqarah: 286). Dengan cara pandang demikian, insya Allah akan terlahir kreatifitas baru yang menjadi jalan berkah dari Allah dibalik musibah yang kita alami saat ini. Allah lebih tahu atas segala kehendakNya (Wallahua’lamubimuradihi).